LUBANG HITAM

burung burung gereja memenuhi ruang cahaya
mencatat perjalanan tata surya
dalam gua garba setipis sunyi
pecah bersama berkas berkas bintang
sehening purba

lindap mata lautan mencengkeram tepian galaksi
ribuan kisah mantera suci mengalir menuju gelap
seperti gelombang membanjiri labirin cuaca
meremuk tulang tulang karang menjelma pantai tanpa tepi

pada sisi gerbang ada sebuah nama, asing
bahkan tak dapat kueja seperti awal matahari
tumpukan bayangan hitam lari menjauh
menggapai ujung mahameru

:sangkakala berdiri gelisah

mata mata sembilu mengoyak musim hari ke hari
bercerita tentang pertarungan kemarau dan hujan

meski jejak jejak waktu telah sampai di ujung rindu
tak kutemukan jua nama mu
dimana segala rahasia bersemayam
atau menunggu

kini perjalanan kembali bermula dari awal
menghitung waktu

/:2

aku terpasung dalam sangkar resah
berjejal memenuhi udara
antara halimun dan paras paras rudra

mimpi berkecamuk remuk menjelma pancawarna
mata tombak langit mentelung menyayat jantung
gelisah tersapu pusaran waktu

jarak kita tak lagi pada hitungan cahaya
seperti sembilu mengalir dalam lorong nadi
mengurai makna sastra jendra di ujung amsal

lanskap wajah mu mencatat jejak ku
berdiri pada tepi penantian separuh usia takdir
meski rindu kau lepas disaat akhir

/:3

detik perjalanan telah membiru
menempel erat pada dinding waktu
seresah darah sesepi sunyi

senyum mu menjadi saksi
sejarah asmaradhana terbelit senjakala
antara kesumat atau hangat tak terperi

/:4

siluet bergelayut di pucuk pucuk cemara
tatapan kosong menembus lingkaran telaga
antara riak dan tiupan udara

–kau gelisah

petualangan sunyi berlayar kembali
pada kedalaman mimpi dan sudut sudut gelap mantera mu
ranting ranting garing kian lungkrah
lalu perlahan patah

langit telanjang di sekitar bintang utara

/5:

kunang kunang berkejaran di awang awang
menelusup di sela kabut dan jelaga
air mata dan rambut mu berebut mencabik wajah ku
hanyut bersama gumpalan rindu

sunyi pecah oleh serbuk serbuk cuaca
lekuk lekuk rahasia menuntun ku pada sebuah kisah
tentang engkau dan perjalan mu
tentang aku dan sejarah ku
tentang sepasang merpati tersesat dalam arus cahaya

:bulan menatap cemas di sela cinta yang asing

malam putus asa dicabik kawanan serangga
gerak daun gugur berhenti pada persembunyian mimpi
lalu sunyi kembali menuju hampa udara

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |