PELABUHAN TERAKHIR

sesekali pada bulan yang ranum aku
bersandar, adapun
pada empat arah angin

barat : aku temukan dia..
namun pahit mengawinkan pengkhianatan
rasa..

timur : kujumpai sekeping mutiara
wayah awal, lagi empedu
pada pungkas cerita

utara : ayu nian aku terpesona
berdandan peri peri menaburkan benih
ketika adam berharap disanding dengan hawa
aku SAKIT

selatan : adalah munajat relung kalbu karena batang usia yang semakin meninggi
dia yang keempat aku bersua
tak juga manis
sejenak saja aku bersamanya..

para malaikat sore masih saja mencandaiku
menawarkan aku akan sesamudra lautan wanita
memerah mukaku udang yang kepanasan rupanya.

dan bila tak ada terbaik aku tak akan mengulang untuk mencinta, karena jera
wanita itu kadang bermuka dua
dia dua rasa yang tak akan kau menerkanya
sedalam samudra, ia menyimpan rasa pada
balai balai karang

ketika mimpiku malam ini, bukan seperti biasanya
malam seribu bulan pada agamaku
tenang, dan engkau
berjalan gemulai
memberiku secawan kata
AKU SATU TULANG RUSUKMU yang kau cari..
tuhan maha adil, kutemukan dia bukan pada
empat mata angin
tapi diantara
lipatan doa, hati yang terluka masa lalu..

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |