PUISI LUSUHKU

Kasih, bila kau ingat aku, sentuhlah sedikit puisi ini ya!



........





Lengan-lengan kenangan mulai menyentuh denting-denting piano.

Lagi....

Sementara teriakan kerinduan kian terkubur dalam pasir waktu,

semakin dalam, semakin temaram.

Magnet di jantung kian berkaratan.

Tak mampu lagi melekatkan lembar-lembar pertemuan kita dulu.



Lalu, aku bergegas tidur.

Terputar (lagi) beberapa kepingan hitam,

dan melalu-lalanglah beberapa momen-momen pembunuhan;

Kala kita saling bertukar kecup;

Kala tawamu melambung ke lengkung senyumku;

Kala jemarimu menghapus lembut peluh dikeningku;

Kala bibir legitmu menghiasi beberapa harapan;

Kala gaun-gaun pernikahan mengancungkan jarinya untuk kita pilih;

Kala selingkar emas berkilauan di ujung pelaminan;



..........





Tetiba, hujan mulai mengetuk atap dan pintu rumah.

Membangunkanku perlahan,

lalu menyedarhanakan kematianku.

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |