malam kian menggerus di balik selempang waktu, yang bermain di altar-altar cahaya temaram di sekat-sekat sinar rembulan, diantara tetets-tetes netra yang semakin merambah sunyi, sepi, dan hening. selaksa aral melintang di balik warna kenang mengurung sejumput rasa yang membayar segala penat yang merintih dalam dekapan warna di setiap detak-detak waktu yang terlalui, tanpa jedah.
bukan hanya satu purnama, lintingan waktu menjadi sebuah onak dalam perjalanan alam dalam meniti cahaya, majemuk di gubahan aksara merambah di setiap detak-detak nadi yang memendarkan cahaya putih tanpa cela, walau pun onak itu pernah menjadi rumbai-rumbai di selasar waktu.
ketika tanya-tanya itu menjawab sendiri tanyanya, seiris sembilu memecah hening dan keheningan di jalur-jalur nadi yang meneteskan darah segar di setiap makna-makna yang tergurat di balik misteri yang tersekat.
“ahhhhh” desahku lirih,
tatanan doa, tangkupan jemari melebur di hening waktu, mencoba menggali tanya tentanga dil dan ketidak adilan yang bercokol di netraku yang kian melembab di sebuah kedai kopi.
sorot-sorot mata menatap liar dalam tanya, namun tak bertanya jua, menukil dan memahat segenap cahaya yang memendar di balik kosongnya jiwa, kala sang mata hati bertautkan nilai-nilai sakral sang mauty, dan sang jiwa yang merindu di tapal batas aksara, menyemburatkan sekeping rasa yang berlabuh pada makna-makna di itrahnya syurgawi.
“izinkan aku belajar ikhlas” ucapku
tatkala malam semakin menggerus pagi, dan netra tak jua bersahabat dengan lelahnya raga, menuai segala mimpi dalam sadar, membaca setiap tarian-tarian jemari yang membelah semesta dalam lengkung-lengkung bias cahaya redup sang rembulan, yang terlindung di balik awan.
dan acap, sosok jiwa bertalu mengumbar teriakan hati, di setiap dinding-dinding terjal, menitikkan air mata di atas sungai eufrat, bersenandung lirih di atas puncak gunung bawakaraeng, tuk sekedar lepas penat raga dan jiwa yang menyaru dalam jelasnya warna di antara tarian-tarian jemari.
“sudahlah”
belajarlah ikhlas
dan kemudian
aku belajar
.
lembah bulusaraung
151011 : 04.33
Oleh : CURAHAN RASA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comentários:
Posting Komentar