" INIKAH MATI "

Tanah yang tak hendak lagi menampung
kepala menoleh-noleh tingkah beralun itu
dikaki bumi surya berpisah keseribu rupa
berjalan sendiri dalam pecah gemetar tubuh kaku

Engkaukah menyusuri rangkaian tentang mimpi ?
dan betapa lunak irama-irama kebangkitan abadi
napas-napas teduh dan nikmat tersusun silih berganti
setelah kau menyerah kepada Mati

Inikah mati, menggali gunung-gunung dibumi
ketika menunggu wasiat bertanda Ilahi
menghitung jujur dan sejuta kezaliman seluruh usia
lalu sayap burung-burung murai rebah dimatahari

Jalannya sendiri diliku fana sejenak bernyanyi
kesempatan tak bisa bicara beramai-ramai
bila hanyut pedoman pembawa arah
untuk dicari sekuat mendapatkan kebulatan cinta

Tanah merah menjanjikan doa-doa
mengapa dirasa gelisah yang takut mati ?
tiap musim kita hidup cuma melepas pergi
dermakan kesadaran tempat kita terbujur

Inikah mati, melepas burung-burung yang terbang
menyambut ketenangan dinegeri baka
kemudian tangis menyusui kecintaan doa
tiada kuasa airmata subur memegang tangannya

Nanti diseberang waktu orang-orang mewaris benih
menutup matanya kelopak-kelopak kemboja
membasuh tanggul tercuci penuh kasih
dan kita pernah saling tahu, esok terlupa derita ini.

Disebelah barat ada yang mati,
Disebelah timur ada yang menangis,
Kemarin ada yang mati,
Mungkin esok bertambah lagi,
Kita hanya menunggu giliran tiba,
Maka tak perlu takut atau disesali

Karya: Aby Santika II

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |