DI KOTA SUNYI

Pikiran yang berjalan sendirian di kota sunyi
Mengalunkan kecapi rindu
Tubuh yang rebah di atas dipan
Tidak menjadikan mata terkatup

Di atas pohon mahoni
Dedaunan tenang digoyang-goyang bayu
Untuk siapa kenangan menjerit-jerit menjadi pisau?
Lalu menebas hujan melawan gemuruh
Runtuh dari langit redup

Duhai tempurung kepala
Yang membungkus otak dan pikiran
Hati merah memang senantiasa berdegup
Kala cinta menyapa

Suara cicak di dinding
Menambah kesunyian malam kian menekan
Hanya laron walau kehilangan sayap
Tak lelah mencari pusat cahaya

Selewat duka melihat kedalam diri
Semalam bulan mengintip tirai kamarku
Mengetuk-ngetuk pintu hati
Mengantar kembali asmara pada pagi

Embun berkabar pada bayu yang bergerak bebas
Di empat penjuru mata angin
Asmara memuisikan sunyi pada telaga hati
Kala dihempas terik kemarau

Beribu resah pertemuan
Meninggalkan jejak syair
Duka dan derita berlembar-lembar...

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |