DI PANTAI ITU

Seperti Kemala, di kemit pekat
Rampas waktu sejenak,
Untuk melinangkan air mata.. .
Apakah harus menanti hujan ?
Agar bumi basah tuk sejenak saja.
Siasati kemauan rasa, rasa sakral yang tabu.
Lampion kecil terhempas ke pantai
Telacak pasir pantai, ombak menyapa perih.
“mengapa kau kejar sesuatu yang tak mungkin kau dapatkan?”
Lantunan harmoniku cukup menjawab smua teki2 alam.
Historisitas cinta dulu, hilang tanpa bukti
Intimasi karisma kusut masai
Keramat kasih maras sudah
Nostalgia itu amat pesam
Rasaku ramu jadi satu.
Daku dini tuk ditanya.

BY:
Haries Budjana

Comentários:

Posting Komentar

 
RENUNGAN JIWA © Copyright 2013 | Design By Haries Budjana |